Dikatakan, untuk tahun 2017, BRI menargetkan penyaluran kredit KUR sebesar Rp 71 triliun sesuai dengan kuota pemerintah. Sementara untuk kredit KUR mencapai Rp 69,4 Triliun kepada 3,9 juta debitur. Dengan pencapaian tersebut, BRI berkontribusi 91,1 persen dari total penyaluran KUR nasional. Sedangkan penyaluran kredit yang disalurkan BRI pada tahun 2016 mencapai Rp 635,3 triliun atau meningkat 13,8 persen dibanding dengan tahun 2015 yang mencapai Rp 558,4 triliun. Adapun kredit mikro mencapai Rp 211,5 triliun atau meningkat 18,2 persen dari tahun 2015 yang mencapai Rp 178,9 triliun. Kredit ini bahkan mencapai 33,3 persen dari total kredit BRI. Adapun kredit konsumer meningkat 13,2 persen dari Rp 88 triliun menjadi Rp 100,2 triliun. Untuk kredit ritel pada tahun 2016 mencapai Rp 136,4 triliun atau meningkat 8,9 persen. Adapun kredit untuk UMKM pada tahun 2016 meningkat 14 persen dari tahun 2015 mencapai Rp 402,1 triliun menjadi Rp 458,4 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) merencanakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di sektor produksi pada 2017 sebesar 40 persen dari total penyaluran kredit BRI. Bahkan tahun 2018 kredit untuk KUR UMKM bisa mencapai 50 persen dari total kredit yang disalurkan. "KUR kita tambah terus, agar kita tidak mengimpor lagi kebutuhan kita, kita produksi sendiri kebutuhan kita, kalau bisa kita malah harus mengekspor produk kita," kata Dirut BRI Asnawi Syam pada acara paparan kinerja BRI di Jakarta, Selasa (31/1/16). BRI Targetkan Penyaluran KUR Rp 71 Triliun Tahun Ini | PT Bestprofit Futures"Kita ingin untuk KUR bisa 40% untuk sektor produksi, atau yang menghasilkan barang. Karena konsumsi dan demand di dalam negeri besar, pasar besar sekali, tapi suplainya enggak imbang. Kalau enggak imbang maka yang terjadi impor, jagung impor, sapi impor. Jadi kalau ini dibiarkan orang Indonesia lebih banyak berdagang. Kenapa enggak produksi sendiri," ujar Asmawi."Kedua kalau bicara produksi ada multiplier effect. Karena setiap produksi barang ada proses produksi dari bahan baku, kemudian ada pengolahan, ada pemasaran atau perdagangan. Kita hitung, kalau satu nasabah saja, minimal bisa memperkerjakan 2 orang," imbuhnya. Tahun lalu, kredit paling besar dikontribusi oleh kredit mikro dengan porsi 33,3% dari total penyaluran kredit, atau tumbuh 18,2% yoy dari tahun 2015 sebesar 178,9 triliun. Sementara khusus untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI sudah menyalurkan 69,4 triliun kepada 3,9 juta debitur. Dari sisi NPL netto, sambung Asmawi, BRI dianggap sudah mampu menjaga kredit bermasalah di level 1%, atau turun dari NPL netto di 2015 sebesar 1,2%. Sementara untuk NPL gross di tahun lalu 2,03%, naik tipis dari tahun sebelumnya 2,02%.Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), juga mengalami kenaikan menjadi Rp 723,8 triliun di 2016, naik 12,6% dibandingkan tahun 2015 yang tercatat Rp 642,7 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menargetkan bisa menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 71 triliun. Angka ini merupakan jatah dari pemerintah untuk BRI. Selain itu, Jatah penyaluran KUR di 2017 lebih tinggi dari 2016 yang tercatat sebesar Rp 69,4 triliun, dengan jumlah debitur sebanyak 3,9 juta orang. "Untuk tahun 2017 KUR sebesar Rp 71 triliun, sesuai dengan kuota dari pemerintah," kata Direktur Utama BRI, Asmawi Syam di kantor pusat BRI, Jakarta, Selasa (31/1/2017).Total kredit berbungan 9% yang disalurkan BRI tersebut, berkontribusi sebesar 91,1% dari total penyaluran KUR nasional.Dia menjelaskan penyaluran KUR pada tahun ini akan diprioritaskan untuk UMKM sektor produksi. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah membuka lapangan kerja serta mengurangi impor barang. Laba BRI naik tipis jadi Rp 25,8 triliun | PT Bestprofit FuturesHaru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, pada 2017 rasio provisi akan dijaga minimal sebesar 160% atau turun dari 2016.Direktur Utama BRI Asmawi Syam menambahkan, dari sisi intermediasi, pada 2016, pertumbuhan kredit BRI naik 13,8% yoy menjadi Rp 635,3 triliun. “Pertumbuhan kredit utamanya didorong oleh sektor kredit mikro,” paparnya, Selasa (31/1).Dari kualitas kredit, pada 2016 lalu, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) gross BRI tercatat sebesar 2,02%, atau relatif sama dengan tahun 2015.
Asmawi mengatakan, tahun ini, bank akan mengandalkan tiga sektor kredit untuk tumbuh yaitu mikro, ritel dan korporasi. Selain itu pada tahun ini, kredit infrastruktur juga diperkirakan bisa mendorong penyaluran kredit secara keseluruhan.BRI juga akan memperbesar dana murah dengan membangun sistem seperti jaringan dan digital banking. Beberapa jaringan digital banking yang akan dikembangkan pada tahun ini diantaranya mobile, internet dan jaringan ATM dan EDC. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan kenaikan tipis laba bersih sebesar 2,18% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 25,8 triliun. Kenaikan laba terbilang tipis, karena pencadangan meningkat.Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, laba naik tipis seiring rasio pencadangan BRI pada 2016 naik menjadi 170,34%.Selain bersumber dari pendapatan bunga bersih, kenaikan laba tahun lalu didorong peningkatan pendapatan komisi alias fee based income sebesar 26% yoy menjadi Rp 9,2 trliun.“Pada tahun 2017, diproyeksi pertumbuhan kredit 12%-14% dan laba bersih diproyeksi naik 3%-5%,” ujar Sunarso ketika memberikan paparan kinerja BRI 2016. PT Bestprofit
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Bestprofit FuturesPT Bestprofit Futures Archives
April 2017
Networks
|