Bank Dunia tetap menyoroti kekhawatiran tentang meningkatnya utang | Bestprofit"Berita yang meyakinkan adalah bahwa perdagangan mulai pulih. Namun yang membawa kekhawatiran adalah investasi tetap lemah. Sebagai tanggapannya, kami mengalihkan prioritas kami untuk melakukan pinjaman ke proyek-proyek yang dapat memacu investasi lanjutan oleh sektor swasta," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/6/2017). Dia menambahkan titik terang dalam prospek tersebut adalah pemulihan dalam pertumbuhan perdagangan menjadi 4% pasca krisis finansial dengan titik terendah sebesar 2,5% tahun lalu. Laporan ini menyoroti kelemahan utama perdagangan global, perdagangan antar perusahaan yang tidak terhubung melalui kepemilikan. Direktur Prospek Ekonomi Pembangunan Bank Dunia Ayhan Kose mengatakan, perdagangan semacam itu melalui jalur outsourcing telah melambat jauh lebih tajam daripada perdagangan antar perusahaan dengan kepemilikan yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya ini mengingatkan pentingnya jaringan perdagangan global yang sehat bagi perusahaan yang kurang terintegrasi yang merupakan mayoritas perusahaan. Setelah perlambatan yang berkepanjangan, percepatan aktivitas baru-baru ini di beberapa pasar yang sedang tumbuh merupakan perkembangan yang disambut baik untuk pertumbuhan di wilayah mereka dan ekonomi global."Sekarang, merupakan waktu yang tepat untuk pasar negara maju dan negara berkembang untuk menilai kerentanan mereka dan memperkuat penyangga kebijakan untuk melawan guncangan yang merugikan," pungkasnya. Baca : PROYEKSI EKONOMI GLOBAL: Harga Komoditas Jadi Penopang Bank Dunia tetap menyoroti kekhawatiran tentang meningkatnya utang dan defisit termasuk di negara berkembang, lantaran kemungkinan kenaikan suku bunga secara tiba-tiba ataupun kondisi pinjaman yang lebih berat mungkin memberi tekanan. Hal ini disampaikan setelah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan menguat menjadi 2,7% di 2017. Kepala Ekonom Bank Dunia Paul Romer mengatakan pada akhir tahun 2016, utang pemerintah melampaui tingkat pada 2007 sebesar lebih dari 10% poin PDB di lebih dari setengah pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang. Ditambah neraca fiskal memburuk dari tahun 2007 sebesar lebih dari 5% poin PDB di sepertiga negara-negara tersebut. Pasar Finansial Asia Tenggara dan Pasifik Relatif Stabil | Bestprofit“Pasar finansial Asia Tenggara dan Pasifik relatif stabil setelah periode dengan volatilitas tinggi pada akhir 2016. Di sisi lain arus keluar modal bersih terus turun, dan nilai mata uang regional serta harga aset terus menguat,” seperti dikutip dari laporan Global Economic Prospect (GEP) Bank Dunia Juni 2017 yang diterima Bisnis, Minggu (4/6/2017).Seperti diketahui, PDB China diprediksi masih akan melambat pada tahun ini menjadi 6,5% dari level 6,7% pada 2016. Pertumbuhan ekonomi Negeri Panda diprediksi kembali melambat pada 2018 dan 2019 menjadi hanya tumbuh 6,3% setiap tahunnya. Proses penarikan stimulus fiskal dan pengetatan moneter Bank Sentral China (PBOC) diprediksi menekan pertumbuhan ekonomi China hingga 2019. Di sisi lain, dampak dari proses reorientasi ekonomi dari industri ekspor menjadi jasa dan konsumsi masih akan memengaruhi negara tersebut tahun ini.Adapun, PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 5,2% ada 2017 atau direvisi turun 0,1% dari proyeksi Januari. Bank Dunia menyebutkan, kenaikan harga komoditas yang cenderung moderat akan mendorong ekspansi pada PDB Tanah Air. Selain itu, Indonesia juga diperkirakan bakal mendapat sentimen positif dari naiknya permintaan eksternal dan naiknya kepercayaan investor asing akibat proses reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Salah satu pendukung utama kepercayaan investor asing adalah proses deregulasi aturan bisnis di dalam negeri.Negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, tercatat masih mengalami pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun ini meskipun melambat dari tahun lalu. Hal itu sesuai dengan ekspektasi Bank Dunia.Pertumbuhan ekonomi negara-negara di luar China yang relatif kuat, berhasil mengimbangi pelambatan yang terjadi di Negeri Panda. Alhasil pertumbuhan domestik bruto (PDB) kawasan ini diproyeksikan naik 6,2% pada tahun ini, atau melambat dari tahun lalu yang diestimasikan tumbuh 6,3%. Bank Dunia Ramal Ekonomi Global Tumbuh 2,7% Tahun Ini | Bestprofit"Namun, masih banyak risiko bagi proyeksi di atas. Pembatasan perdagangan baru bisa menggagalkan pulihnya perdagangan global. Ketidakpastian kebijakan yang terus-menerus bisa menghambat kepercayaan dan investasi," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jakarta, Senin (5/6/2017).Di tengah gejolak pasar keuangan yang sangat rendah, lanjut dia, penilaian mendadak oleh pasar terhadap risiko terkait kebijakan atau laju normalisasi kebijakan moneter negara-negara maju bisa memicu gejolak keuangan. Dalam jangka panjang, produktivitas dan pertumbuhan investasi yang terus-menerus lemah dapat mengikis prospek pertumbuhan jangka panjang di pasar yang sedang tumbuh juga di negara berkembang yang menjadi kunci pengentasan kemiskinan.
"Sudah terlalu lama kami melihat pertumbuhan yang rendah menghambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, jadi sangat menggembirakan melihat tanda-tanda bahwa ekonomi global semakin menguat," imbuh Kim. Selain itu, pemulihan yang sedang berlangsung termasuk rapuh tapi nyata, dan negara-negara harus memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan reformasi kelembagaan dan pasar yang bisa menarik investasi swasta untuk membantu mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. "Negara-negara juga harus melakukan investasi pada sumber daya manusia dan membangun ketahanan terhadap tantangan yang tumpang tindih, termasuk perubahan iklim, konflik, pemindahan paksa, kelaparan, dan penyakit," tutur dia. Bank Dunia meproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan menguat menjadi 2,7% pada 2017 akibat mulai naiknya manufaktur dan perdagangan, meningkatnya kepercayaan pasar, dan makin stabilnya harga komoditas. Sehingga, memungkinkan pertumbuhan berlanjut di pasar ekspor komoditas dan mengembangkan perekonomian.Menurut laporan Bank Dunia berjudul Global Economic Prospect edisi Juni 2017, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9% pada 2017, yang juga akan menguntungkan mitra dagang negara-negara tersebut. Kondisi pembiayaan global tetap baik dan harga komoditas stabil. Dengan peningkatan kondisi internasional seperti ini, pertumbuhan di pasar dan ekonomi negara berkembang secara keseluruhan akan meningkat menjadi 4,1% tahun ini dari 3,5% di 2016.Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim menyampaikan, pertumbuhan di pasar tujuh negara berkembang terbesar di dunia diproyeksikan akan meningkat dan melampaui rata-rata jangka panjangnya pada 2018. Aktivitas pemulihan ekonomi negara-negara tersebut diperkirakan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan negara berkembang lainnya di seluruh dunia. Bestprofit
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Bestprofit FuturesPT Bestprofit Futures Archives
April 2017
Networks
|