Gubernur BI Pastikan Ribut BLBI Tak Ganggu Stabilitas Sistem Keuangan | pt bpf pontianakKPK baru saja menetapkan Syafruddin Arsjad Temenggung, mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), sebagai tersangka kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Syafrudin diduga korupsi terkait penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) kepada Sjamsul Nursalim, salah satu obligor BLBI Bank Dagang Nasional Indonesia atau BDNI. Pemberian SKL dilandasi oleh Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2002 tentang pemberian jaminan kepastian hukum kepada debitor yang telah menyelesaikan kewajibannya atau tindakan hukum kepada debitor yang tidak menyelesaikan kewajibannya berdasarkan penyelesaian kewajiban pemegang saham, dikenal juga dengan inpres tentang release and discharge.Berdasarkan inpres tersebut, para debitur BLBI dianggap telah menyelesaikan utang meskipun hanya 30 persen dari jumlah kewajiban pemegang saham. Atas dasar itu, mereka yang tengah diperiksa kejaksaan memperoleh Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3). KPK mengaku siap mengusut kasus BLBI terkait penerbitan SKL setelah pemberian SP3 yang melibatkan Sjamsul Nursalim dibatalkan pada Mei 2008. Bank Indonesia (BI) memastikan dibukanya kembali perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dalam beberapa waktu terakhir tak akan mengganggu stabilitas sistem keuangan. "Saya tidak melihat ini sebagai suatu hal negatif pada stabilitas sistem keuangan," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (27/4).Menurut Agus, pemeriksaan perkara BLBI menunjukkan komitmen penegak hukum dalam menyelesaikan perkara di Indonesia. "Pernah ada periode ini diangkat. Mungkin sekarang ini diangkat lagi tentu itu menunjukkan komitmen para penegak hukum," jelasnya. ADA TIGA PELAJARAN BERHARGA DARI PEREKONOMIAN 2016 | pt bpf pontianakSelanjutnya, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan pula mengenai prospek perekonomian ke depan. Perekonomian Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan akan terus membaik seiring perkembangan positif di tingkat global maupun domestik. Dari sisi global, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih baik dibandingkan dengan capaian pada 2016. Perkembangan ini kemudian dapat mendorong naik harga komoditas. Sementara itu, dari sisi domestik, perbaikan prospek ekonomi ditopang perkiraan mulai berkurangnya proses konsolidasi yang dilakukan oleh korporasi dan perbankan.Turut hadir dan memberi sambutan dalam peluncuran adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. Dalam sambutannya, Menko Perekonomian mengemukakan beberapa perkembangan menggembirakan bagi perekonomian Indonesia, sepanjang 2016. Selain pertumbuhan inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi juga bergerak ke arah yang positif, disertai penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan serta perbaikan rasio Gini. Ke depan, pembangunan infrastruktur akan terus diperkuat, antara lain dengan menggali alternatif skema pembiayaan. Selain itu, perbaikan iklim usaha juga akan terus dilaksanakan.Dinamika perekonomian Indonesia tahun 2016 membawa tiga pelajaran berharga. Demikian dikemukakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo pada peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) tahun 2016, Kamis 27 April di Jakarta.Pelajaran pertama, perlunya respons bauran kebijakan makroekonomi yang tepat waktu, konsisten, dan diterapkan secara disiplin. Kedua, koordinasi dan sinergi kebijakan yang baik antar pemangku kebijakan terbukti dapat meningkatkan resiliensi dan fleksibilitas perekonomian. Ketiga, dinamika ekonomi domestik yang sangat tergantung pada perkembangan global menunjukkan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan reformasi struktural.Buku LPI adalah publikasi rutin tahunan BI yang memuat secara komprehensif dinamika perekonomian nasional pada tahun yang bersangkutan. Selain mendokumentasikan perjalanan ekonomi Indonesia. LPI juga berupaya menyampaikan sejumlah pelajaran yang bisa dipetik selama kurun waktu tersebut. Eksplorasi pelajaran dari perjalanan ekonomi tersebut merupakan hal yang penting sebagai dasar bagi penguatan maupun penyempurnaan kebijakan ke depan. Buku LPI disusun berdasarkan analisis dan riset Bank Indonesia, serta menghimpun data dari berbagai instansi terkait. Masa Sulit Ekonomi RI Sudah Lewat | pt bpf pontianakKuartal I 2016 tercatat 4,92% kemudian kuartal II 5,18%, kuartal III 5,01% dan kuartal IV tercatat 4,94%.Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi tercatat cukup rendah yakni 3,07% turun dibandingkan inflasi tahun sebelumnya sebesar 3,95%.Hal ini terjadi karena aksi-aksi yang dilakukan oleh bank sentral, pemerintah dan Otoritas jasa keuangan (OJK).
Dalam diskusi Laporan Perekonomian Indonesia 2016, Mirza menceritakan, pada Mei 2013 terjadi guncangan pada perekonomian nasional. Saat itu bank sentral mengakhiri rezim suku bunga rendahnya, kemudian pemerintah juga memangkas subsidi Bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan.Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral bertujuan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut Mirza dengan kurs yang stabil mencerminkan kondisi fundamental ekonomi nasional.Perekonomian Indonesia dinilai terus mengalami perbaikan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan periode 2013-2015 merupakan masa-masa perbaikan yang sangat berat.Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 tercatat 5,56%, pada 2014 turun menjadi 5,01% dan pada 2015 lebih rendah lagi, yakni 4,88%. Namun memasuki 2016, pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik tercatat total 5,02%. pt bpf pontianak
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Bestprofit FuturesPT Bestprofit Futures Archives
April 2017
Networks
|