Khawatir kelebihan pasokan, harga minyak dunia kembali turun | PT Bestprofit Futures Bandung1/30/2017 Para analis mengatakan, harga minyak yang menetap di atas USD 50 per barel sejak Desember tahun lalu, telah mendorong produsen-produsen minyak serpih (oil shale) AS untuk meningkatkan produksi.Meningkatnya produksi minyak AS akan mengimbangi beberapa upaya dari produsen lain untuk memotong produksi mereka, meninggalkan investor khawatir tentang berlanjutnya kelebihan pasokan minyak mentah global, kata para analis. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun USD 0,54 menjadi menetap di USD 52,63 per barel di New York Mercantile Exchange.Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, turun USD 0,29 menjadi ditutup pada USD 55,23 per barel di London ICE Futures Exchange. Harga minyak dunia kembali turun untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin (Selasa pagi WIB). Penurunan harga terjadi setelah data menunjukkan pemulihan untuk kegiatan pengeboran di Amerika Serikat.Jumlah rig AS yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak naik 15 rig menjadi 566 rig selama pekan lalu, menurut perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat, tertinggi sejak November 2015. Harga Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Pasokan | PT Bestprofit Futures BandungMenurut data Baker Hughes, jumlah rig minyak AS yang aktif pada pekan lalu naik ke level tertinggi sejak November 2015. Pengeboran didorong harga minyak yang mencapai di atas USD50 per barel. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia sepakat untuk memotong output hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama 2017 untuk meringankan kelebihan pasokan yang berlangsung selama dua tahun. Pada tahap pertama, anggota sepakat memotong produksi sebesar 900 ribu barel per hari (bph) pada Januari. Harga minyak mentah dunia jatuh karena rencana kegiatan pengeboran minyak di Amerika Serikat (AS). Selain itu, kabar pemotongan produksi minyak dari negara produsen lainnya tidak akan mengurangi kelebihan pasokan minyak global. Dilansir Reuters, Selasa (31/1/2017), harga minyak mentah Brent turun 29 sen menjadi USD55,23 per barel, sementara itu harga minyak mentah berjangka AS melemah 54 sen menjadi USD52,62 per barel. Tertekan Sentimen Trump dan Produksi AS, WTI Lanjut Melemah | PT Bestprofit Futures BandungDi sisi lain, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara produsen lainnya, termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi sebesar hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada paruh pertama 2017 demi meredakan kelebihan suplai yang telah melanda pasar selama dua tahun.“Saat ini kita sepertinya ada di posisi wait and see. Minyak telah mencapai level keseimbangannya mengingat tingkat suplai dan gambaran permintaan saat ini,” ujar Ric Spooner, kepala analis pasar CMC Markets.
Sehubungan dengan pasar finansial, lanjutnya, larangan Trump bagi para pengungsi dan warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim untuk masuk ke AS telah berkontribusi terhadap penghindaran aset berisiko.Volume perdagangan minyak pun cenderung tipis di saat aktivitas sejumlah negara Asia, termasuk China, ditiadakan karena libur tahun baru China.Produksi minyak AS telah bergerak naik, dengan badan energi AS International Energy Agency (IEA) memprediksikan total pertumbuhan produksi AS sebesar 320.000 bph pada 2017 menjadi rata-rata 12,8 juta bph. Harga minyak mentah dunia memperpanjang pelemahannya pada perdagangan hari kedua, Senin (30/1/2017), tertekan oleh tanda-tanda tumbuhnya produksi di AS yang dapat menutupi upaya pemangkasan produksi oleh OPEC dan produsen lainnya.Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Maret 2017 melemah 0,51% atau 0,27 poin ke US$52,90 per barel pada pukul 14.26 WIB, setelah dibuka turun tipis 0,04% atau 0,02 poin di posisi 53,15.Patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Maret 2017 turut melemah 0,67% atau 0,37 poin ke level US$55,15, setelah dibuka turun tipis 0,09% atau 0,05 poin di posisi 55,47. Ketidakpastian seputar gambaran kebijakan AS juga membebani pasar finansial setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembatasan imigrasi yang memicu kritik baik di AS maupun seluruh dunia.Berdasarkan data Baker Hughes, seperti dilansir Reuters hari ini, jumlah rig pembor AS bertambah 15 rig pekan lalu sehingga menjadikan total jumlah menjadi 566 rig, terbanyak sejak November 2015. PT Bestprofit
0 Comments
Leave a Reply. |
PT Bestprofit FuturesPT Bestprofit Futures Archives
April 2017
Networks
|